Cari Blog Ini

Kekayaan sebuah kejujuran


Dahulu kala ada kerajaan terbesar di nusantara, di daerah tegal, jawa tengah tepatnya. Rakyatnya makmur, sejahtera. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja besar, dan si raja ini memiliki sebuah keunikkan, dia tidak pernah mengatakan; "Tidak, kamu bohong" ke siapa pun. Sehubungan dengan hal tersebut, akhirnya sang raja mengadakan sayembara besar-besaran, Beliau menghadirkan 5 hakim terbaik di negrinya untuk mengawasi dan menentukan siapa sih pemilik sayembara dari sang raja tegal tersebut. Sayembaranya seperti ini, sang raja berdiri di singgasananya dihari senin selepas duha, dia bertitah; "Barang siapa yang bisa membuatku berkata 'tidak, kamu bohong', maka dia berhak mendapatkan setengah dari seluruh kekayaanku."



Kabar sayembara itu cepat sekali berkembang, konon sampai daerah terpencil dan yang dihuni dengan jumlah hanya satu keluarga sekalipun tahu akan sayembara itu. Sayembara pun dimulai, datang seorang pengemis, membawa tongkat, berbaju lusuh, celananya robek, rambutnya gembel, tapi tidak keriting.

Si pengemis itu menempuh perjalanan sekitar 50 km untuk sampai ke kerajaan, dia kadang berjalan kaki dan kadang menumpangi kereta kuda yang kebetulan sejalan dengan daerah yang dia tuju saat itu. Sesampai di istana dia dikawal oleh 4 orang pengawal istana untuk menemui sang raja, sang pengemis langsung menemui raja tanpa harus berganti kostum terlebih dahulu.

Sang raja berkata; "Wahai pengemis selamat datang di istanaku, silahkan langsung saja kamu mulai sayembara ini."

"Baginda raja, kamu tau tongkat yang aku bawa ini, tongkat ini adalah tongkat palsu yang menyerupai milik kakekku, kakekku itu adalah pengemis terkaya di kerajaanmu, dia memiliki tongkat  terpanjang didunia, mau setinggi apapun burung terbang maka dengan mudah kakekku untuk menjatuhkannya, tongkatnya pun mampu menembus bulan. Karena saking panjangnya, kakekku juga mampu mengoyang-goyangkan bintang dengan tongkatnya, tepat didepan mataku, tongkat paling panjang didunia adalah milik kakekku, bukan baginda rajaku, saya menjamin tidak ada tongkat yang panjang di negeri manapun yang melebihi tongkat kakekku."

Sang raja berkata, "aku memiliki tongkat yang lebih panjang dari kakekmu, sampai tongkatku itu bisa menembus matahari, buktinya ujung dari tongkat itu sampai terbakar karena menembus matahari, jadi tongkat milik kakekmu itu bukan yang terpanjang, dan sekarang kamu pulang, sayembaramu gagal, pulanglah, ini ada beberapa keping emas untukmu, bawalah ."

Sang pengemis gagal dan dilanjutkan oleh penjahit, ternyata dia adalah penjahit kerajaan, sang penjahit inilah yang menjahit hampir seluruh gaun permaisuri dan raja, dia langsung menemui sang raja saat itu.
sang penjahit raja itu bercerita seperti; "Wahai rajaku, tadi malam hujan deras bukan?"

"Iya tadi malam hujan deras, dari selepas isya sampai jam satu malam." tegas 2 orang hakim disamping sang raja menambahkan.

"Raja, tadi malam Ada satu malaikat datang kekamarku, membangunkanku dari tidurku, aku terkejut melihat malaikat dengan tubuhnya yang putih berkilau seperti cahaya bintang dipekat malam, dan sayap seperti burung kenari tetapi putih, silau. Sang malaikat itu ternyata di utus sama Allah untuk meminta benang dan satu buah jarum untuk menjahit langit yang bocor. Aku memberikan semua persediaan benang yang aku miliki, dan benang yang engkau belikan kemarin itu untuk membuat gaun pengantin sang pangeran pun juga saya berikan kepada malaikat tersebut."

"Kurang ajar, kamu tidak menjaga amanat yang aku berikan kepadamu wahai penjahit." sentak sang raja.

"Maafkan saya baginda raja, saya bertingkah seperti itu, semata-mata aku hanya ingin menolong malaikat untuk menghentikan hujan dengan memberikan seluruh benang jahit milikku dan benang bahan gaun pengantin pangeran yang engkau pasrahkan untukku. Wahai rajaku, Sang malaikat berhasil menjahit langit yang bocor dan setelah itu tidak akan ada lagi hujan di negri ini satu bulan."

Sang raja tertawa, dan bergegas menuju jendela yang mengarah pandangan ke langit yang luas, "Lihatlah langit sudah mulai mendung wahai penjahit kerajaan, dan saya yakin sebentar lagi hujan akan turun."

"Tidak akan hujan dinegri ini selama satu bulan penuh sang raja, saya tidak berbohong."

"Kau dengar itu penjahit, langit sudah mengkilatkan petir, apa lagi yang ingin kau sanggah." gemuruh petir terdengar dan rajapun kembali tertawa. Sang penjahit menunduk. Hujanpun turun dengan derasnya.

"Tadi kamu bilang, tidak akan ada hujan dinegri ini selama satu bulan, sekarang kau lihat itu penjahitku, diluar hujan deras, sangat deras, artinya tidak ada malaikat yang datang kekamarmu tadi malam, dan masih ada benang-benang ku di gudangmu, sekarang kembalilah ketempat kerjamu, jahitlah gaun pengantin terindah dan termegah untuk anakku."

"Baik sang raja, saya permisi." sang penjahit kepercayaan kerajaanpun gagal.

Sedangkan didaerah terpencil sebelah utara kerajaan tegal, ada seorang penggali sumur, hidup sangat sederhana, memiliki dua anak dan satu istri yang sangat setia menemani sang penggali sumur itu dikala dia kerja, disaat anak-anaknya berangkat kesekolah. Saat menggali sumur sang penggali itu menemukan sebongkah berlian sebesar genggaman tangannya. Warnanya cantik dan mampu berubah berubah warnanya seiring putaran waktu, disaat pagi warna berlian itu hijau, ketika tengah siang menjadi biru, ketika sore menjadi merah, dan memasuki malam hari berubah warnanya menjadi ungu, coklat, orange dan kembali lagi menjadi hijau sewaktu fajar menyingsing.

Singkatnya satu bulan sudah acara sayembara itu dilaksanakan tetapi tidak ada satupun yang berhasil untuk menjadikan sang raja mengucapkan "tidak, Kamu bohong'.

Kabar tentang berlian itupun sampai ke telinga sang raja, dan sang raja meminta kepada sang penggali sumur tersebut agar menyerahkan berliannya kepada sang raja, sang raja mengutus utusan ke sang penggali dan sang penggali sumur menolak keinginan sang raja, dan akhirnya harta satu-satunya yang dia miliki diambil paksa oleh utusan sang raja tegal tersebut. Sang raja berhasil memiliki permata jeli itu dan kesedihan yang mendalam bagi keluarga sang penggali sumur.

Selang sebulan setelah kejadian berlian itu, sang raja bukan kepayang melihat keunikan permata, sementara anak si tukang sumur terus menanyakan permata kepada ayahnya, ayahnya pun menjanjikan kepada anaknya untuk mengambil kembali permata dari sang raja, dia akan menemui sang raja apapun alasannya.

Tukang sumur datang kepada sang raja, tanpa menunjukkan jati dirinya sebagai sang pemilik permata unik itu. Kembali dikawal dengan 4 orang pengawal kerajaan dan masih dihadiri 5 hakim terbaik dan tertinggi kerajaan. Dia berkata kepada sang raja, " Wahai rajaku yang semena-mena, pemimpinku yang, melupakan kebijaksanaannya, pemimpin yang tidak adil bagi orang sepertiku." sang raja naik pitam dan meminta pengawal untuk menjagal rakyat yang berbicara lancang didepannya. Kemudian salah satu dari lima hakim membisikan kepada sang penasehat raja untuk meminta sang raja agar mendengarkan apa yang akan disampaikan rakyat yang dijagal didepan mata mereka. Sang penasehat rajapun berkata lirih kepada rajanya, "Wahai rajaku yang bijak, berilah satu kesempatan kepada orang itu untuk berbicara." Sang raja mengamininya dan memerintahkan si pengawal untuk melepaskan cengkramannya terhadap lelaki itu.

"Silahkan kamu berbicara wahai rakyatku."

"Terimakasih wahai sang raja, Aku tau didalam kamarmu ada berlian yang unik, aku ingin meminta itu, itu milikku yang engkau rampas dari keluargaku." sang penggali sumur memohon.

"Tidak, dikamarku tidak ada berlian yang unik dan aku tidak pernah merampas apapun dari rakyatku."

"Engkau berbohong wahai rajaku, kamu dzalim terhadap dirimu sendiri karena telah berbohong, tunjukan kepada kami sifat arifmu wahai rajaku, permata yang mampu berubah-ubah warnanya seiring waktu adalah milikku, berlian yang bisa berwarna hijau, biru, merah, ungu, coklat, orange dan kembali hijau itu ada dikamarmu."

"Betapa lancangnya orang sepertimu berkata seperti itu kepada rajamu, tidak ada, kamu bohong. Sekarang kembalilah kerumahmu menemui keluargamu, aku mengusirmu dari negriku." Serapah sang raja dengan teriakan yang menggema dikoridor pertemuan istana.

Sementara waktu kelima hakim sibuk membicarakan hal tersebut, sedikit gaduh memang disiang itu, sang penggali sumur diangkat paksa oleh para pengawal, sampai di gerbang. Dan tiba-tiba kelima hakim tersebut berlari menemui lelaki itu didepan gerbang, para hakim meminta kepada sang penggali sumur itu untuk kembali lagi menghadap raja dan akan mereka kawal kedalam.

Sang penggali sumurpun mau untuk menemui sang raja mengikuti bujukan kelima hakim, sesampai menghadap sang raja, sang raja kebingungan dengan kejadian diwaktu itu.

"Baginda raja, orang ini yang berhak mendapatkan separuh dari kekayaanmu dan orang inilah yang berhasil membuatmu berkata; "Tidak, Kamu bohong" dialah pemenang sayembaramu baginda rajaku." Perwakilan dari kelima hakim mewakili hasil perundingannya.

"Apa benar, dikamarmu itu terdapat permata yang dia maksud wahai rajaku yang arif? jika ada kembalikanlah haknya." sang hakim melanjutkan.

Setelah terdiam beberapa saat sang raja mengakuinya, dan mengembalikan permata itu dan sekaligus memberikan separuh kekayaannya kepada sang penggali sumur, sang penggali sumurpun kembali kekeluarganya dengan membawa kemenangan sayembara, dan berlian unik milik keluarganya dia simpan baik-baik. Mereka hidup jauh lebih mapan dari sebelumnya, hidupnya pun lebih kaya dari jumlah kekayaan mereka karena dia berhasil menanamkan kejujuran didalam keluarganya dan juga kepada rajanya.

Selamat menanamkan kejujuran saudaraku.

Kairo, 24 Desember 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar