"Matanya membanyu, sulung tegarnya hancur, suara
paraunya belum juga mengendur, untuk sebuah nada saja sukar ditutur kelompang,
menyelingkupi raut-raut taat." lelantun klasik menggumam, seklasik musik
Vivaldy. saat itu tengah malam, matanya tampak renyah terbuka.
"Bagaimana caramu? kamu mampu mengsucikan sendu
menjadi berat, memanen suasana selaras kamu mampu dan agar tidakpun kamu bisa,
kamu suara diatas suara la?" Aku mengutarakan tanya, Viola menoleh.
"....." Viola diam, berubah menatapku kaku.