Cari Blog Ini

Kesungguhan Hati

Tita Aku menyebutnya, Gadis aku temui disandaran hari dibulan Agustus satu tahun yang lalu, melihatnya dari jendela hati merupakan anugrah termanis dan terindah. Gadis ditengah manja bersanding didepanku, lahir di bulan juli tahun 1990 dihari selasa tepatnya, yang memiliki sejuta pesona senyuman dengan kelembutan dirinya terjaga penuh. Aku mengajukan diri menjadi sesosok pengawal hati dalam hidupnya.



Kehidupnya hampir sama denganku susah untuk jatuh cinta, susah untuk menerima rasa. Aku menjadi lelaki diumurku yang ke 25 karena Ayahku tengah tertidur pulas menemui Tuhannya yang telah terlalu rindu kepada hambaNya. Inilah Aku, kawan-kawan menyebutku dengan seperempat abad, suatu hal seolah-olah menandakan jauh lebih tua dibandingkan bilangan 25 panggil saja Aku Lintang agar memudahkanmu untuk menertawakannya. 

Hari tengah berbicara dengan keindahan, serupa sebuah warna tengah meremajakan diri. Batang hari dari bilangan bulan itu sudah terekam pas dengan rumusan simetris ala matematikawan, cermat dengan hitungan dengan satuan bilangan ganjil yang tidak bisa dibagi, karena hati kami telah menyatu.

Jujur aku sudah terperangkap dalam jeruji besi hatinya, karena aku sendiri yang memintanya untuk mengunciku rapat-rapat didalam ruangan hati, didalamnya aku merasa lebih aman. Bersanding menjadi kawannya, menjadi sahabatnya, menjadi kakaknya juga menjadi ayahnya dan bersanding menjadi kekasihnya, sungguh indah. membawa senyum sampai aku tertidur lelap kembali lagi senyum itu melingkar didasar pagi setelah terbangun.

Aku baru tersadar seperti inikah jatuh cinta setelah sekian lamanya aku bersanding dengan waktu, butiran detik tengah aku kumpulkan untuk bisa menemukannya, menabung sejuta kerinduan untuk bersama suatu hari nanti. Aku kemas baik-baik dia dalam do'a, merawatnya sampai kulitnya mengendur, ya karena tua bersandingkan anak-anak, cucu dan berkumpul kembali dengan dirinya diatas surga.

Mimpi yang aku rangkai bersama dirinya akan aku jadikan moment sempurna, menjajaki jalan-jalan kecil kehidupan sampai jalan yang terbesar nanti. Aku akan terus mencoba untuk selalu bersanding dengan dirinya, menuntunnya dengan segenap kekuatanku mengarah satu dalam harap agar tercapai kebahagiaan didunia dan diakhirat. Menjadi imam setiap shalatnya, membangunkan disetiap malamnya, mengantarkan tidur setiap harinya atau bisa juga menjadi adzan setiap lima waktunya, ah... betapa banyak hal yang harus aku persiapkan untuk bisa bersanding dengan dirinya dan aku harus tetap semangat agar bisa menjemputnya dengan sejuta senyum. Mengambilnya kedalam pelukan hidupku, menjemput dari sekian do'a untuk kami.

Dari setiap pagi yang terlewat tertumpuk siratan kekuatan yang menjelma dalam kata-kata terdengar walaupun hanya mata yang membaca, tapi hati tidaklah bebohong dalam bisikannya. Melewati musim dingin memamah setiap sakit berjalan sembuh, dari kelopak ranumnya matahari mencoba membuka suratan takdir seiring menanti walau tertatih tapi aku tetap yakin, Aku akan terus memilikinya sampai mati, menjadi hidup didasar nafasnya. Entah berapa ribu senyuman aku tuliskan dari setiap bait aku tengah bersamanya nanti, entah berapa puluh abad akan terukir dalam buku kehidupanku. Ya Allah bantu aku untuk bisa melakukan semua ini. merajai setiap langkah setiap terangnya cahaya setiap langit dan setiap alam yang berdzikir doakanlah kami. Bantu kami agar bisa menempati duniaMu dengan keindahannya dengan Akhirat atas kekekalannya dan kebahagiaannya, tentang dia dan selalu tentang dia. Kedatangannya seindah pagi begitulah aku menyimpulkannya.

****

Pertama kali untuk memberanikan diri membuka rasa, lewat telisik malam menaruhkan do'a dari iringan pagi dan petang ditengah dzikir aku do'akan. Aku yakin saat ini tengah terbentuk oleh kekuatannya yang aku bagikan darinya untukku, tanpa terbeban aku mengikutinya dengan limpahan seluruh kekuatan yang aku miliki, menjadi waktunya melintasi setiap cerita hidupnya tengah terbagi bersatu dalam diriku, menjadi nafasnya untuk memanjangkan setiap hela disaat lelah singgah memandangi setutup keluh kesah menjadi nafas yang panjang, menjadi anginnya disaat terbang meninggi menompang stubuhnya agar tidak terlalu sibuk dalam mengepas sepasang sayapnya, membuatnya menjadi ringan dalam harap. Aku suka disaat menjadi tanahnya dikala kakinya tengah berjalan agar tidak terjatuh mencarikan keseimbangan, disaat kakinya menapaki setiap detail tubuhku menyatu dalam tanah utuknya. Menjadi apinya disaat hangat itu meredup, Aku membakarkan diri menjadi pengganti matahari dimusim dingin, menyelimuti udara yang dihadirkan untuknya agar kehangatan tidak hilang ditelan cuaca memisah. Menjadi air ditengah haus merajai dalam dadanya serta menyirami debu jalanan yang harus dia lewati, aral menjadi hujan disaat tanah mengering, menghidupkan setiap bunga miliknya siap menjadi musuh api didepannya.

Mengurai rasa dalam cerita hidupku, menyanyikan lagu tidur dengan harap bisa memeluk dan mengusir ketakutan malam disaat sendiri, memberikan rasa aman. Aku berfikir disaat bercermin diatas bayangan yang dia buatkan untukku, bayangan tarian sastra hati, tarian mengkilapkan lintang, menyapu bersih setiap sepi yang aku miliki, dia merupakan bingkaian lagu untukku. nyanyian didalam hati tanpa ada terganti selalu ada karena terus saja berbisik, membuatku tenang dengan suaranya memapah aku agar tidak hilang. Bilangan katanya lembut mengusap hati. Didepannya aku melupakan amarah, didepannya aku meluapkan kasih, dipelukannya aku terbaring pasrah, Cinta adalah rahmat yang menumbuhkan hidup. Cinta aku mohon bersabarlah, yakinlah aku adalah lelakimu, selamanya menjadi milikmu, utuh. Ingatlah Tuhan sudah menjadikan banyak hal untuk kita renungkan dan untuk kita rasakan, menjadikan diri kita untuk bersikap bijak dalam rasa, doakan aku yang tengah mengumpulkan jutaan kekuatan untuk bisa menjemputmu karena kamu adalah sejuta mimpiku, satu wanita yang terbaik untukku. Tita aku adalah airmu, apimu, udaramu dan juga tanahmu, karena engkau adalah tulang rusukku. Assalamu'alaikum cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar